Minggu, 30 September 2018

Untuk Ayah
Oleh Prananing Meisya Mayadah
15410226/ PBSI 7E

Judul buku : Surat Kecil untuk Ayah
Penulis : Boy Candra
Penerbit : PT. Bukune Kreatif Cipta
Cetakan         : Agustus 2017
Jumlah Halaman : viii + 188 halaman
ISBN : 978-602-220-170-0

Ayah merupakan sosok yang sangat berarti dalam sebuah keluarga. Tak menutup kemungkinan sosok ayah ini yang menjadi kebanggaan bagi ana-anaknya. Karena perjuangan seorang ayah yang ingin membahagiakan keluarganya. Dalam buku yang berjudul Surat Kecil untuk Ayah karya Boy Candra ini berisi mengenai cerita beberapa sosok ayah yang menajadi kebanggaan keluarganya. Dalam buku tersebut juga diceritakan mengenai kisah-kisah seorang ayah yang mau berjuang baik dari segi kerja keras maupun kasih sayang untuk keluarganya.

Ayah merupakan salah satu sosok yang menginspirasi bagi anak-anaknya selain sosok sang ibu. Sosok ayah juga menginspirasi Boy Candra untuk menulis buku ini yang berjudul Surat Kecil untuk Ayah. Dalam buku ini diceritakan bahwa sosok ayah yang bekerja keras tanpa lelah supaya dapat membahagiakan keluarganya. Ayah juga selalu bisa menuruti keingan anak-anaknya. Meskipun ayah tidak memiliki cukup dana untuk menuruti keinginan anak-anaknya tetapi dia selalu mempunyai cara untuk mewujudkan keinginan anaknya.

Dalam buku ini terdapat inspirasi-inspirasi dari sosok ayah. Inspirasi-inspirasi tersebut berupa cara ayah memperlakukan anak-anaknya dengan kasih sayamg, ayah yang selalu bekerja keras untuk kebahagiaan anak-anak dan istrinya, ketegasan ayah supaya anak-anaknya menjadi sosok yang dapat membagakan orang tuanya, dan masih banyak lagi inspirasi-inspirasi dari sosok ayah dalam buku ini.

Dalam buku ini penulis sudah mampu membawa pembaca larut dalam cerita yang ditulisnya. Tak sedikit pembaca yang terbawa suasana ketika membaca buku yang berjudul Surat Kecil untuk Ayah karya Boy Candra. Pembaca juga terinspirasi dari cerita tersebut. Boy Candra sangat mampu mengolah kata sehingga cerita yang ditulisnya dapat dipahami semua orang.

Tak sedikit pembaca yang sadar akan  perjuangan seorang ayah melalui buku yang ditulis oleh Boy Candra. Maka dengan setelah membaca buku tersebut tak banyak pembaca yang mulai menghargai kerja keras seorang ayah. Boy Candra sudah mampu menyadarkan pembaca menganai seberapa sayangnya seorang ayah kepada keluarganya. Ayah yang tidak pernah mengucapkan kata lelah di depan anak-anak dan istrinya.

Minggu, 23 September 2018

Autobiografi

Saya Prananing Meisya Mayadah

Seperti kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Maka dari itu sebelum mengetahui saya secara dalam saya akan berkenalan terlebih dahulu. Saya Prananing Meisya Mayadah kalau orang yang sudah mengenal saya lebih lama biasanya memanggil dengan nama Naning, akan tetapi jika orang yang bari kenal dengan saya biasanya memanggil saya dengan nama Meisya, lahir di Semarang, 28 Agustus 1997 yang sekarang genap berusia 21 tahun, anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan suami istri yang bernama Ayah Arkanu dan Ibu Masidah. Ayah dan Ibu bekerja sebagai karyawan swasta di Semarang. Saya memiliki adik perempuan yang bernama Nafa Rizka Rizkiyyah. Yang sedang menempuh pendidikan di bangku kelas VII MTs. Alkhoiriyah Semarang.
Berikut saya akan memaparkan mengenai jenjang pendidikan mulai dari TK hungga kuliah. Pada saat umur 4 tahun saya memulai karier pendidikan di jenjang TK Pertiwi 30, yang berada di desa Gunung Pati Semarang. Jarak sekolah TK Pertiwi 30 Semarang dengan rumah saya tidak terlalu jauh. Saya biasa di antar oleh ibu, tetapi keika ibu sudah bekerja yang sering menjemput saya waktu TK adalah nenek Saya yang bernama Artiyu.
Setelah itu Saya melanjutkan pendidikan saya di SDN Sadeng 02 Gunung Pati Semarang, saya lulus dari SDN Sadeng 02 Gunung Pati Semarang pada tahun 2009. Saya waktu SD pernah mengikuti lomba gerak jaln se-kecamatan Gunung Pati. Selain itu saya juga ditunjuk untuk menjadi pengibar bendera pada saat upacara hari Senin maupun upacara hari-hari besar. Tentunya banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan saat saya masih menempuh pendidikan di sekolah dasar.
Setelah saya lulus dari SD, saya lalu melanjutkan pendidikan di SMP NEGERI 22 Semarang, yang berada di kecamatan Gunung Pati Kota Semarang. Lulus dari SMP NEGERI 22 Semarang tahun 2012. Kemudian dilanjutkan kejenjang selanjutnya yaitu di SMA NEGERI 7 Semarang yang jarak tempuhnya dapat dijangkau dalam waktu 10-15 menit dari rumah. Selama saya sekolah di SMA NEGERI 7 Semarang saya mengikuti tiga organisasi yaitu Organisasi Siswa Intra Sekolah atau yang sering disebut dengan nama OSIS, Ambalan Dwi Dahana (Pramuka), dan Paskibra, di dalam OSIS saya menjabat sebagai seksi bela negara yaitu yang menaungi atau mengawasi kegiatan pramuka di SMA NEGERI 7 Semarang dan di dalam pramuka menjabat sebagai pradana putri (ketua pramuka putri), sedangkan di dalam paskibra saya hanya sebagai anggota dan ketika saya kelas XI saya memutuskan untuk melepas salah satu organisasi yang saya jalani yaitu paskibra. Awalnya berat untuk keluar dari paskibra, karena saya memiliki salah satu cita-cita yaitu bisa mengikuti paskibra tingkat daerah atau nasional, akan tetapi hal tersebut sudah menjadi keputusan terberat yang harus saya lakukan. Saya juga pernah ditunjuk oleh pembina paskibra saya untuk mengikuti seleksi PPI akan tetapi saya tidak lolos karena tinggi badan saya yang masih belum sesuai dengan persyaratan. PPI adalah pasukan pengibar bendera yang ditugaskan di balaikota maupun di lapangan pancasila (Simpang Lima). Tentu saja semua itu pengalaman yang saya dapat ketika saya sedang menempuh pendidikan di SMA. Pengalaman tersebut tentu tidak pernah akan saya lupakan. Setelah menempuh pendidikan di SMA NEGERI 7 Semarang selama tiga tahun saya lulus dari SMA NEGERI 7 Semarang pada tahun 2015.
Setelah lulus dari SMA sekitar satu bulan saya membantu mengajar di PAUD dan TK ABA 49 Semarang. Disamping itu saya mendaftar kuliah di Universitas PGRI Semarang dan Alhamdulillah saya diterima di Universitas PGRI Semarang, setelah dinyatakan diterima di UPGRIS saya memutuskan untuk fokus kuliah dan saya berhenti untuk mengajar PAUD ataupun TK. Saya melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi di Universitas PGRI Semarang prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni. Di UPGRIS saya mengikuti UKM Kopma. Di samping saya kuliah saya dipercaya untuk mengajar ngaji di desa Kalipancur, Alhamdulillah kegiatan itu tidak mengganggu kuliah saya. Target saya, saya harus lulus kuliah tepat waktu yaitu empat tahun atau kurang dari empat tahun, menjadi orang yang sangat sukses, bisa menaikkan haji Bapak, Ibu, dan Nenek saya, dan bisa umroh bareng sekeluarga. Amin.
Itu tadi sekilas biografi dari saya, semoga bisa menjadi inspirasi bagi kalian.

Selasa, 06 Juni 2017

Naskah Drama



Nama: Prananing Meisya M,
NPM: 15410226
Kelas: PBSI 4E
Tetangga Berhati Patung
Di sebuah perkampungan terdapat sebuah keluarga yang hidup dengan sederhana. Keluarga tersebut terdiri atas Samsudin sebagai kepala keluarga, dan Leni sebagai istri Samsudin. Pasangan yang sangat harmonis ini mempunyai satu orang anak yang bernama Misri.
Samsudin        : “Sebentar lagi istriku akan melahirkan, tapi apakah masih cukup tabunganku untuk membiayainya lahiran?” (Samsudin yang sedang duduk di teras rumah seraya memegang keningnya).
Lampu sorot sedikit demi sedikit mulai redup dan mulai gelap. Suasana rumah Samsudin berubah menjadi klinik kandungan.
Lampu sorot berwarna putih sedikit demi sedikit memancarkan sinarnya untuk menerangi ruang klinik kandungan.
Sore hari setelah Samsudin pulang kerja, dia mengantarkan Leni sang istri untuk periksa kandungan di klinik dokter kandungan.
Setelah Leni diperiksa kandungannya, kemudian Samsudin dan Leni duduk di kursi depan klinik tersebut. Mereka memperbincangkan mengenai hasil pemeriksanaan tadi.
Leni                 : “Bagaimana ini Pak? Aku terpaksa harus melahirkan secara sesar.”
Samsudin        : “Iya Bu, aku dari tadi juga memikirkan itu. Ibu tenang saja bapak akan usahakan mencari uang yang banyak untuk oprasi sesar besok.”
Cahaya lampu mulai meredup menandakan pergantian tempat. Sorot lampu putih sedikit demi sedikit memancarkan sinarnya.
Ketika sesampainya di rumah, Samsudin masih kepikiran mengenai kelahiran istrinya. Rupanya Samsudin teringat akan sesuatu, ya dia teringat kalau temannya yang bernama Yusuf belum membayar hutang kepadanya. Samsudin beritikad untuk menagih hutangnya besok pagi, dan akhirnya dia memutuskan untuk tidur.
Perpindahaan dari malam sampai pagi ditandai dengan meredupnya sorot lampu putih dan berganti dengan sorot lampu oranye, serta diikuti suara ayam berkokok.
Misri memutuskan untuk berangkat ke sekolah lebih awal karena dia mendapatkan jadwal piket hari ini.
Misri                : “Pak, Bu, Misri berangkat sekolah dulu ya.” (Misri berpamitan sambil   mencium tangan ke dua orang tuanya)
Leni                 : “Iya, hati-hati ya nak, jangan lupa berdoa.”
Sebelum berangkat kerja Samsudin pergi ke rumah Yusuf terlebih dahulu untuk menagih hutang.
Samsudin        : “Bu, aku mau ke rumah Yusuf dulu. Aku mau menagih hitang dia.”
Leni                 : “Iya Pak, hati-hati Pak.” (Leni mencium tangan suaminya)
Sorot lampu mulai meredup, perpaduan sorot lampu berwana kuning dan putih perlahan-lahan memancarkan sinarnya. Hal tersebut menandakan pergantian latar tempat, dari rumah Samsudin ke rumah Yusuf.
Sesampainya di rumah Yusuf, Samsudin mengetuk pintu rumah Yusuf.
Samsudin        : “(tok tok tok, bunyi suara ketukan pintu) Assalamualaikum Suf, ini aku Samsudin. Kamu di rumahkan?”
Yusuf              : “Waalaikumsalam eh Din, silahkan masuk. (wajah yusuf tampak tegang), ada apa ya Din, pagi-pagi kok sudah kesini?” (Dengan ucapan yang terbata-bata)
Samsudin        : “Kamu lupa Suf, kalau kamu masih punya hutang padaku? Aku kesini mau  menagih hutang.”
Yusuf              : “Aku tidak lupa kok Din, beri aku waktu satu bulan lagi ya Din.”
Samsudin        : “Aku beri waktu dua minggu dan lunasi hutangmu. Itu saja yang ingin aku bicarakan, permisi.” (Samsudin pergi dengan raut wajah yang kecewa)
Sementara itu Yusuf sangat kebingungan bagaimana cara melunasi hutangnya kepada Samsudin, dia berpikiran hendak melarikan diri dari kampungnya.
Yusuf              : “Apa lebih baik aku pergi saja ya? Ya aku harus pergi dari sini dan mencari pekerjaan di luar pulau jawa.” (sambil memasukkan bajunya ke dalam tas).
Sorot lampu meredup meninggalkan sosok Yusuf yang hendak melarikan diri, dan perlahan-lahan sorot lampu memancarkan sinarnya kembali, menyinari rumah Samsudin.
Satu minggu telah berlalu semenjak Yusuf pergi dari kampungnya. Samsudin yang baru sampai dari rumah mendapati anaknya sedang demam tinggi. Dia dan istrinya merasa panik karena anaknya mengalami demam tinggi.
Leni                 : “Bagaimana ini Pak? Kok demamnya semakin tinggi, panggil dokter sebelah Pak, buruan.”
Samsudin        : “Iya Bu, Bapak akan panggilkan dokter.”
Misri ternyata terkena sakit DBD dan harus dibawa ke rumah sakit untuk di opname. Samsudin kebingungan karena dia minim keuangan.
Lalu Samsudin memutuskan untuk pergi ke rumah Yusuf guna menagih hutang.
Sorot lampu kuning menandakan rumah Yusuf. Samsudin lalu mengetuk pintu rumah Yusuf namun nihil, tidak ada jawaban satupun dari dalam rumah. Tanpa menunggu lama dia menelfon Yusuf.
Samsudin        : “Halo Suf, kamu di mana? Rumahmu kok sepi?”
Yusuf              : “Aku tidak tinggal di ditu lagi Din.” (Yusuf langsung mematikan teleponnya).
Samsudin        : “Halo Suf! Halo! Sial dia kabur rupanya.” (Samsudin meneteskan air matanya, karena dia telah di tipu oleh tetangganya sendiri).
Samsudin kebingungan karena empat bulan lagi istrinya juga hendak melahirkan. Samsudin terpaksa menjual sebagian tanahnya untuk membiayai perawatan dan persalinan istrinya.
Demikianlah Yusuf yang tidak mau membayar hutang kepada Samsudin. Padahal Misri anaknya sedang opname karena DBD. Tidak hanya itu, Leni sedang mengandung lima bulan dan butuh biaya yang besar.

Pulau Dewata Bali



Pesona Pulau Dewata
Oleh Prananing Meisya Mayadah (15410226/ 4E)
Di Indonesia terkenal dengan beribu-ribu pulau. Setiap pulau memiliki ke indahan dan ciri khas tersendiri yang dapat memikat perhatian wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Salah satu pulau yang sangat menarik perhatian wisatawan lokal maupun wisatawan asing adalah Pulau Bali.
Pulau Bali termasuk pulau yang kecil, akan tetapi memiliki tempat-tempat wisata dan budaya yang cukup banyak dan menarik. Kebudayaan atau adat istiadat di Bali masih sangat kental. Dengan begitu dapat memberikan keamanan bagi masyarakat Bali.
Berbicara mengenai pulau Bali pasti tidak akan lupa mengenai tempat wisata di Bali. tempat wiasata di Bali antara lain, Pura Luhur Tanah Lot, Pantai Kuta, Pantai Pandawa, Pantai Jimbaran, wisata Uluwatu, Joger, Pasar seni Sukawati, wisata Tari Kecak dan Barong di Waribang.
Wisata Pura Luhur Tanah Lot merupakan tempat wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan. Pura tersebut berada di tepi laut.  Jika air laut sedang pasang maka wiasatawan tidak dapat menuju ke pura tersebut, sedangkan jika air sedang surut maka wisatawan diperbolehkan berkunjung ke pura. Di sekitar pura terdapat ular suci dan air suci.
Tentu kalau ke Bali wajib mengunjungi pantai Kuta. Pantai Kuta merupakan salah satu tempat wisata yang sangat terkenal dan favorit bagi wisatawan. Pesona keindahan pantai kuta dapat memanjakan wisatawan. Saat berada di pantai Kuta jangan heran ketika melihat turis sedang berjemur di pinngir pantai. Pemandangan hal seperti itu sudah terbiasa ketika kita berkunjung ke pantai Kuta. Di dekat pantai Kuta terdapat toko baju, sepatu, sandal, tas, dan aksesoris yang memiliki berjuta kata-kata, yaiu toko Joger Kuta.
Selain pantai Kuta, pantai Pandawa tidak kalah keren jika di bandingkan dengan pantai Kuta. Pemandangan di pantai Pandawa bisa dikatakan lebih menarik dari pantai kuta, warna air pantai yang biru dipadupadankan dengan pasir putih dapat menghipnotis setiap wisatawan yang berkunjung. Apalagi jika dilihat dari atas, begitu sempurna ciptaan Tuhan. Ketika mengabadikannya di kamera pantai pandawa akan tampak seperti lukisan yang sangat indah. Ya lukisan yang sangat indah dari Sang Pencipta.
Pantai Jimbaran tidak kalah menarik dengan pantai Kuta dan pantai Pandawa. Cocok sekali saat kita hendak diner dengan keluarga, teman, atau pacar. Gemerlap cahaya bintang, suara debur ombak, dan pantai yang sudah nampak gelap dengan pasir putihnya di tambah dengan masakan yang sangat enak, tentu akan mamanjakan lidah dan mata para pekunjung. Wisatawan juga dapat melihat pesawat yang naik mauapun turun ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, karena jarak pantai dan bandara yang cukup dekat. Ketiga pantai tersebut sangat menarik untuk dikunjungi.
Selain wisata pantai ada juga wisata belanja. Tidak afdol jika bepergian tidak membawakan oleh-oleh kepada orang di rumah. Tempat oleh-oleh ada Krisna, Dewata, Pasar Seni Sukowati, dan masih banyak lagi. Jika berbelanja di Krisna dan Dewata tidak dapat menawar, berbeda jika berbelanja di Pasar Seni Sukowati, di sana pembeli dapat menawar dan dapat berbelanja sepuasnya. Di Pasar Seni Sukowati menjajakan berbagai karya seni, baju, celana, kain, sandal, tas, aksesoris, dan lain sebagainya. Kualitas di sana tidak kalah bagus dengan di toko jika pembeli dapat memilih barang yang bagus dan bisa juga mendapatkan harga yang murah.
Selain wisata pantai dan belanja, ada juga wisata budaya yaitu tari kecak dan tari barong.. Masyarakat di Bali sangat menjunjung tinggi kebudayaan mereka. Hal inilah yang menjadi salah satu daya tarik wisatawan yang ingin berkunjung ke Bali.
Itu tadi mengenai pesona alam dan budaya di Bali. Alangkah indahnya pulau Bali dengan  pelestarian budaya dan menjaga keindahan alamnya. Hal ini dapat di contoh oleh daerah-daerah lain.

Selasa, 20 Desember 2016

Esai Bedah Buku



Nama: Prananing Meisya M.
NPM: 15410226
Kelas: 3E/ PBSI
Bedah Buku Karya Triyanto Triwikomo
Oleh Prananing Meisya Mayadah
Launching Gebyar Bulan Bahasa baru saja diselenggarakan di Balairung Universitas PGRI Semarang pada hari Rabu, 19 Oktober 2016. Setiap satu  tahun sekali, khususnya pada bulan Oktober Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni selalu memperingati bulan bahasa dengan berbagai macam acara. Acara tersebut melibatkan dosen FPBS dan Mahasiswa FPBS. Tetapi untuk tahun ini peringatan bulan bahasa tidak hanya melibatkan  keluarga FPBS melainkan melainkan juga melibatkan seluruh mahasiswa UPGRIS.
Sebelum menuju puncak acara bulan bahasa, terdapat berbagai macam serangkaian acara. Serangkaian acara tersebut yaitu lomba antar siswa se Jawa Tengah, lomba antar mahasiswa se Jawa Tengah, seminar nasional, dan acara puncak bulan bahasa. Lomba antar siswa se Jateng terdiri dari lomba pidato, dan lomba festival lagu nusantara yang diselenggarakan pada hari Selasa, 25 Oktober 2016. Lomba antar mahaiswa se Jateng terdiri dari lomba pidato yang diselenggarakan  pada hari Kamis, 20 Oktober 2016, dan lomba stand up comedy yang diselenggarakan pada hari Selasa, 18 Oktober 2016, pada saat yang bersamaan dengan lomba stand up comedy di tempat yang berbeda juga diselenggarakan seminar nasional. Sedangkan puncak bulan bahasa diselenggarakan pada hari Kamis, 27 Oktober 2016 tepat sehari sebelum sumpah pemuda.
Meninggalkan serangkaian acara bulan bahasa yang diselenggarakan oleh Universitas PGRI Semarang, tepat pada tanggal 19 Oktober bertempat di balairung UPGRIS sedang berlangsung Launching Gebyar Bulan Bahasa. Dalam acara tersebut akan membedah buku karya Triyono Triwikomo. Acara tersebut menyita perhatian mahasiswa maupun dosen UPGRIS.
Rangkaian acara tersebut yaitu pembukaan yang dipandu oleh Ibu Dyah. Selanjutnya penampilan-penampilan dari mahasiswa maupun dosen UPGRIS. Dalam acara tersebut turut hadir Rektor Universitas PGRI Semarang beserta jajarannya, dan tak lupa turut hadir pula pengarang buku yang akan dibedah yaitu Triyono Triwikomo.
Gemuruh tepuk tangan penonton terdengar ketika Triyono Triwikomo menyapa tamu yang hadir dan mahasiswa yang hadir dalam acara tersebut. Tidak kalah meriah pula gemuruh tepuk tangan dan teriakan para tamu undangan dan mahasiswa yang hadir dalam acara tersebut ketika Rektor Universitas PGRI Semarang Dr. Muhdi, S.H., M.Hum. menyapa mereka semua. Tampaknya mereka bangga akan kedua lelaki yang baru saja menyapa para hadirin.
Acara Launching Bulan Bahasa diberi judul, “Bedah Buku Karya Triyono Triwikomo. 3 Buku, 3 Pembaca, 3 Kritikus, dan  1Pengarang.” Ketiga buku yang akan di bedah karya Triyono Triwikomo yaitu buku yang berjudul, Bersepeda ke Neraka, Selir Musim Panas, dan Sesaat Pikir Para Binatang.
Dalam  acara tersebut juga terdapat pembacaan puisi. Pembacaan puisi yang pertama dibacakan oleh Rektor Universitas PGRI Semarang Dr. Muhdi, S.H., M.Hum. Beliau tidak hanya membaca puisi. Beliau juga bernyani dan bermain gitar sehingga membuat para hadirin tambah kagum dengan Rektor UPGRIS ini. Pembacaan puisi yang kedua yaitu dibacakan oleh wakil Rektor satu yaitu Dra. Sri Suciati, M.Hum. Beliau tidak mau kalah dengan Rektor UPGRIS. Maka dari itu beliau tidak hanya membaca puisi melainkan beliau juga bernyanyi lagu daerah dengan menggandeng salah satu mahasiswa UPGRIS Prodi Pendidikan Bahasa Inggris untuk menemaninya bernyanyi di atas panggung. Suara beliau tidak kalah bagus dengan Rektor UPGRIS sehingga beliau juga mendapat tepukan yang meriah dari para hadirin.
Selain pembacaan puisi, juga terdapat musikalisasi dari grup yang diberi nama biscuittime. Biscuittime baru saja merilis album pada hari Jumat, 21 Oktober 2016. Anggota dari biscuittime terdiri dari tiga orang alumni UPGRIS dan alumni UKM Kias di UPGRIS. Pembawaan musikalisasi oleh biscuittime dapat terbilang bagus sehingga menyita perhatian para hadirin. Sampai berkali-kali biscuittime naik-turun panggung untuk memenuhi keinginan hadirin untuk membawakan musikalisasi puisi.
Selain itu terdapat pula orasi. Ada tiga pembicara yang menyampaikan orasi tersebut. Ketiga acara tersebut yaitu Dr.  Nur Hidayat, Drs. S. Prasetyo Utomo, M.Pd., dan Widyanuri Eko, S.Pd. setiap pembicara menyampaikan orasinya masing-masing.
Dalam bedah buku tersebut seorang dosen yang begitu hebat yaitu Dr. Harjito, M.Hum, dipercaya untuk membawakan acara bedah buku tersebut. Dalam membawakan acara beliau sudah cukup bagus akan tetapi beliau terlihat frontal dalam menyampaikan menit terakhir kepada pembicara. Hal tersebut terdengar agak mengganggu. Alangkah lebih baik jika menit terakhir pembicara dilakukan dengan hanya memberi kode kepada pembicara.
Sebenarnya acara tersebut terlihat cukup menarik. Akan tetapi pada saat pembicara menyampaikan orasi terlihat monoton, karena tidak ada interaksi antara pembicara dengan hadirin. Pada saat itu para hadirin nampak bosan, ngantuk, bahkan berbicara dengan teman disampingnya. Jika ada interaksi antara pembicara dan hadirin maka hal tersebut tidak akan terjadi.
Penutupan acara tersebut Triyono Triwikomo diminta naik panggung untuk menyampaikan  sesuatu kepada hadirin. Setelah beliau menyampaikan sesuatu kepada para hadirin, dilanjutkan dengan foto bersama dengan Rektor Universitas PGRI Semarang, pembawa acara, tiga orang yang membawakan orasi,  dan segenap dosen panitia bulan bahasa.

Balasan Surat



Nama: Prananing Meisya M.
NPM: 15410226
Kelas: 3E/ PBSI
Balasan Surat Untuk Bapak Setia Naka A.
Selamat malam Pak Naka dosen mata kuliah Penulisan Media Massa kelas 3E PBSI yang saya hormati.
Untuk mengenai kabar saya, Alhamdulillah kabar baik untuk hari-hari saya yang sudah lewat sampai hari-hari ini pun kabar saya masih baik. Suka-duka, canda-tawa, tangis-ceria, dan apalah semacam itu saya lalui dengan hati yang ikhlas, ya InsyaAllah saya lalui dengan hati yang ikhlas bersama keluarga dan teman-teman saya.
Ketika salah satu teman saya memberitahukan bahwa bapak tidak dapat hadir dan tetap masuk kuliah untuk mengambil tugas serta presensi saya merasa biasa-biasa saja. Saya pikir tugas yang diberikan kepada kami yaitu seperti tugas-tugas biasanya, ya semacam esai gitu. Tetapi ketika tugas tersebut saya terima ternyata itu adalah surat dari bapak. Saya sempat bingung karena tidak sesuai dengan dugaan. Ketika surat tersebut sudah saya terima, saya bertanya-tanya apa ya isi surat ini? Pada saat itu pula teman saya berkata “surat balasan untuk pak Naka dikumpulkan besok” saya terkejut mendengar perkataan teman saya itu. Saya berpikir kok ya cepat sekali balasan surat ini dikumpulkan, saya kan juga butuh inspirasi untuk membalas surat dari bapak. Kalau deadlinenya terlalu cepat lalu saya tidak tahu apa yang harus saya balas. Untung saja komting kelas saya memberitahu bahwa balasan surat dari bapak dikumpulkan saat ada kuliah dengan Bapak. Saya merasa lega karena saya mendapatkan waktu beberapa hari untuk membalas surat bapak, ya meskipun menurut bapak surat ini terlalu alay kali ya.
Bapak tidak perlu menyesal karena tidak dapat menghadiri perkuliahan di kelas kami. Meskipun bapak tidak dapat hadir kami tetap mendapatkan tugas, jadi ya istilahnya perkuliahan tersebut tidak bemar-benar kosong. Saya sempat bingung kok bapak naik pesawat tetapi berangkatnya dari stasiun poncol dan  mendarat di stasiun senen pukul 20.00. Apa sekarang sudah berganti ya, kalau kereta api sudah berubah nama menjadi pesawat, pesawat berubah nama menjadi bus, bus berubah nama menjadi kapal laut, dan kapal laut berubah nama menjadi kereta api? Ya entahlah ya, saya tidak memperdulikan itu karena tidak ada untungnya buat saya. Yang terpenting bapak sampai tujuan dengan selamat.
Kalau saya berpikir, bapak sangat beruntung karena bapak dapat menghadiri musyawarah sastrawan di Badan Bahasa Jakarta. Itu terdengar sangat keren sekali, saya pun mempunyai keinginan untuk dapat menghadiri acara tersebut.  Tapi saya bingung bagaimana caranya saya dapat menghadiri acara tersebut. Saya berharap bapak dapat membantu saya supaya kelak saya dapat menghadiri acara tersebut.
Sebenarnya saya ini tidak begitu malas membaca. Setidaknya saya suka membaca novel. Meskipun untuk membaca koran, majalah, atau buku materi untuk perkuliahan saya memang jarang membacanya. Entah mengapa saya lebih menyukai membaca novel dari pada membaca koran, buku materi, majalah, atau sejenisnya. Dalam perkuliahan ini saya sudah membeli beberapa novel, diantaranya: dilan 1, dilan 2, 5 cm, ronggeng dukuh paruk, saman, dan masih ada beberapa novel yang kalau saya sebutkan akan menyita waktu saya. Meskipun ada beberapa novel yang belum saya baca, yang terpenting saya bisa membeli novel itu terlebih dahulu. Bukan maksud saya malas berterus-terang untuk bicara, jika saya malas berterus-terang untuk bicara lantas yang selama ini saya perbincangkan kepada keluarga, teman-teman, dan lain-lain apakah itu masih dianggap malas bicara? Itu kan sama saja kalau berbincang-bincang termasuk juga berbicara. Mungkin yang di maksud bapak adalah malas berterus-terang untuk bicara dalam perkuliahan, kalau itu saya pernah menjawab pertanyaan bapak waktu perkuliahan, dan Alhamdulillah saya mendapat poin, kalau saya tidak menjawab pertanyaan bapak waktu perkuliahan berlangsung mungkin saya belum mendapat jawaban yang tepat atau sudah kedahuluan dengan teman saya.
Kalau menurut saya tidak ada mahasiswa yang menginginkan utuk pasif di dalam kelas. Semua pasti ingin aktif di dalam kelas. Tapi ya tidak tahu mingkin mereka yang pasif belum mempunyai mental untuk memberanikan diri untuk berbicara. Semoga Allah lekas memberikan keberanian kepada mereka.
Di dalam surat ini bapak sudah berapa kali menulis kata maaf ya? Saya rasa kok setiap paragraf bapak menuliskan kata maaf. Apakah ketika bapak dalam membuat surat tersebut bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri? Entahlah itu semua yamg tahu hanya bapak. Bapak tidak perlu minta maaf ketika bapak menyuruh kami membaca buku, asalkan buku tersebut sudah kami miliki. Sebenarnya kami tidak keberatan untuk disuruh membeli buku, asalkan pada saat itu kami masih memiliki uang, pasti kami akan membeli buku tersebut. Apalagi kalau disuruh membeli novel pasti saya langsung beli novel itu ya tapi dengan satu syarat jika uang saya masih cukup untuk membeli novel tersebut.
Bapak Naka, dosen yang saya hormati, kalau hidup ini terlalu santai apakah semua akan baik-baik saja? Saya tau bapak itu tipe orang yang santai, tapi tidak semua orang bisa seperti bapak. Tolong ajarkan kepada kami bagaimana menjalani hidup yang santai tapi bisa sukses, bisa mendapatkan uang, sekali lagi ajarkan kepada kami pak. Bapak tolong jawab dengan jujur, apakah surat ini bersifat personal? Bapak menulis kalau surat ini bersifat personal, akan tetapi semua mahasiswa bapak mendapat surat ini. Entahlah pak, saya bingung dengan semua ini.
Bapak bertanya kenapa saya bertahan hidup? Ya karena saya memang harus hidup, dan masih hidup, kalau saya meninggal itu namanya saya sudah tidak bertahan hidup pak. Kalau saya sudah tidak dapat bertahan hidup dan mengakhiri hidup saya dengan mendahului kehendak Allah nanti saya berdosa dong pak. Ya semua itu menunggu waktunya. Lalu bapak bertanya lagi, apa motivasi saya harus kuliah? Karena saya ingin membahagiakan orang tua saya, ingin menjadi orang yang berpendidikan, ya tentunya banyak motivasi saya harus kuliah, itu semua tidak dapat dijelaskan satu-persaatu.
Dosenku yang insyaallah sedang berbahagia. Bimbinglah kami selalu. Kami hanya mahasiswa yang membutuhkan bibinganmu. Pak Naka, saya rasa balasan surat ini sudah cukup. Saya lelah harus merangkai kata-kata sebanyak ini. Jika saya lanjutkan bisa-bisa berat badan saya turun 10kg. Sekali lagi bimbing kami selalu ya pak. Saya rasa cukup untuk balasan surat ini. Sekian dan sampai jumpa di pertemuan waktu perkuliahan ya pa. Selamat siang. Salam (PMM).